Minggu, 21 Januari 2018

7 KEBIASAAN AGAR BERNASIB BAIK

*TUJUH KEBIASAAN AGAR BERNASIB BAIK, IN  SYAA ALLAH*

1. *KEBIASAAN BERSYUKUR*

Bersyukur adalah kebalikan dari mengeluh. Dengan mengeluh, beban batin makin berat, batin makin tidak tenang, fokus hidup tertuju pada masalah-masalah, bukan pada upaya perbaikan. Jadi jangan hanya mengeluh.

Hellen Keller yang terkenal itu, yang buta tuli sejak umur 2 thn, membuat pernyataan syukur sbb: _"Aku bersyukur atas cacat yang kualami karena melalui cacatku ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku."_

Dengan bersyukur, bathin lebih tenang, fokus hidup tertuju pada upaya-upaya perbaikan, agar nasib jadi lebih baik.

2. *KEBIASAAN BERPIKIR POSITIF*

Berpikir negatif sebagai antisipasi adalah sesungguhnya berpikir positif karena sejak awal ditujukan untuk kepositifan. Sedangkan berpikir negatif berawal dan berujung kenegatifan.

Pikiran itu seperti tanah. Positif atau negatif itu seperti benih. Menanam benih positif pada pikiran menghasilkan ucapan dan tindakan positif, yang berlanjut pada kebiasaan-kebiasaan positif, karakter positif dan nasib positif.

3. *KEBIASAAN BEREMPATI*

Berempati adalah kebalikan dari keegoisan. Biasakan menempatkan diri pada posisi orang lain, belajar melakukan apa yang anda ingin orang lain lakukan kepada anda, maka nasib baik lebih mudah hadir pada anda.

4. *KEBIASAAN MENDAHULUKAN YANG PENTING*

Jangan biarkan diri terjebak pada hal-hal tidak penting, sehingga hal-hal penting terabaikan.

Kebiasaan mendahulukan yang penting membuat hidup lebih efektif dan produktif sehingga memberi peluang lebih besar nasib baik terjadi.

5. *KEBIASAAN BERTINDAK*

Banyak orang bermimpi, tapi tidak bertindak. Orang-orang sukses bertindak, bahkan berkali-kali sebelum mereka sukses. Tak akan ada hasil tanpa tindakan. Dengan bertindak, nasib baik lebih berpeluang besar terjadi dalam hidup.

6. *KEBIASAAN MENABUR KEBAIKAN*

Prinsip tabur tuai berlaku dalam kehidupan. Jika tidak ingin menuai keburukan, tabur kebaikan. Jika ingin nasib baik, tabur kebaikan.

7. *KEBIASAAN JUJUR*

Dengan jujur pada diri sendiri dan orang lain, hidup lebih nyaman dan dipenuhi kebaikan. Kalaupun kebaikan belum datang, nasib baik belum datang, namun musibah sudah menjauh.

*Semoga kita bisa terbiasa baik. Ayo semangat*

Sabtu, 13 Januari 2018

Delapan Jenis Rizki Dari Allah SWT

*8 JENIS REZEKI DARI ALLAH*

*1.Rezeki Yang Telah Dijamin.*

‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."
(Surah Hud : 6).

*2. Rezeki Karena Usaha.*

‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah An-Najm : 39).

*3. Rezeki Karena Bersyukur.*

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."
(Surah Ibrahim : 7).

*4. Rezeki Tak Terduga.*

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(Surah At-Thalaq : 2-3).

*5. Rezeki Karena Istighfar.*

‎فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”
(Surah Nuh : 10-11).

*6. Rezeki Karena Menikah.*

‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32).

*7. Rezeki Karena Anak.*

‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah Al-Israa' : 31).

*8. Rezeki Karena Sedekah*

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”
(Surah Al-Baqarah : 245).

Rabu, 10 Januari 2018

Al Qur'an Dan Umur

*AL QURAN & UMUR*

*Berkata Abdul Malik bin Umair:*

*"Satu-satunya manusia yang tidak tua* adalah orang yang selalu membaca Al-qur'an".

*"Manusia yang paling jernih akalnya* adalah para pembaca Al-qur'an".

*Berkata Al-imam Qurtubi :*
"Barang siapa yang membaca Al-qur'an,  maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun".

*Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahullah.*

"Perbanyaklah membaca *Al-qur'an* jangan pernah kau tinggalkan, kerana sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan di mudahkan setara dengan yang kamu baca".

*Berkata Ibnu Solah :*

"Bahwasannya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca *Al-qur'an*,  maka oleh karena itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari baca'an manusia".

*Berkata Abu Zanad :*

"Di tengah malam,  aku keluar menuju masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan pada nya ada yang membaca *Al-qur'an".*

*Berkata Shaikhul Islam ibnu Taimiyyah:*

 "Tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh serta mencakup segala kebahagiaan melebihi dari orang yang selalu melihat kitabullah ta'ala".

"Bergantunglah pada Alqur'an niscaya kau akan mendapatkan keberkahan".

*Berkata sebagian ahli tafsir :*

"Manakala kita menyibukkan diri dengan *Al-qur'an* maka kita akan di banjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia".

"Kami memohon kepada *Allah* agar mberikan taufiqnya kepada Kami dan semua yang membaca tulisan ini untuk selalu membaca *Al-qur'an* dan mengamalkan kandungannya".

Bila anda Cinta pada *Alqur'an* maka sebarkanlah. Demi *Allah,* sekian banyak orang yang membaca *Alqur'an* maka pahala akan mengalir pd anda.

*Umur kita terlalu singkat*
... hingga *ALLAH* kurniakan  *lailatul qadar* untuk menambah umur amal.

*Umur kita terlalu singkat*
... *ALLAH* pinta *bersilatulrahim* untuk memanjangkannya.

*Umur kita terlalu singkat*
... *ALLAH* kurniakan *Puasa Enam hari* di bln Syawal spt berpuasa setahun.

*Umur kita terlalu singkat*
... *ALLAH* kurniakan *baca Surah Al-Ikhlas* spt membaca sepertiga *Al-Quran*.

*Umur kita terlalu singkat*
... ALLAH kurniakan *Sholat di Masjidil Haram* spt sholat 100 ribu lebih di masjid lain.

*Umur kita terlalu singkat*
... ALLAH kurniakan *Sholat berjemaah* nilainya 27x lebih drpd sholat sendirian.

*Umur kita terlalu singkat*
... ALLAH kurniakan *Sholat sunat di rumah* nilainya 25x lebih dpd sholat dilihat mata orang

*Hidup ini terlalu singkat*
... ALLAH kurniakan *satu huruf bacaan Al-Quran* dgn 10 pahala/kebaikan.

*Hidup ini terlalu singkat*
...ALLAH kurniakan siapa yg *beramal jariyah, berbagi ilmu yg bermanafaat, dan menjadikan anak2nya yg soleh,* pahalanya akan terus mengalir ke alam kuburnya.

Wahai diri..., *usia umat Nabi Muhammad Saw. rata2 hanya 63 - 65* tahun. Kalau saat ini usia kita *Sdh 45 th,* paling lama *20 th* lagi Malaikat Al Maut akan menjemput kita..

*HIDUP INI TERLALU SINGKAT... JANGANLAH DISIA-SIAKAN KESEMPATAN YG DIBERIKAN ALLAH SWT. ... MARI BANYAK BERSAMA AL QUR'AN*
Baarokallaah......

Rabu, 03 Januari 2018

Syarat Sukses Mencari Ilmu

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

SYARAT SUKSES MENUNTUT ILMU AGAMA

Sebagaimana yang disampaikan oleh al Imam asy Syafi’I dalam sya’irnya, beliau mengatakan :

أخي لن تنال العلم إلا بستة     *     سأنبيك عن تفصيلها ببيان
ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة    *      وصحبة أستاذ وطول زمنان

“saudaraku, engkau tidak akan pernah mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 perkara, aku akan memberitahukanmu secara terperinci yaitu: Kecerdasan, Keinginan yang kuat, Kesungguhan/Semangat, Bekal, Bimbingan seorang guru, dan Waktu yang panjang.”

Ke enam syarat yang disebutkan oleh al Imam Syafi’i tersebut adalah perkara yang mesti dimiliki oleh seorang penuntut ilmu agama jika ingin sukses di dalam mendapatkan ilmu tersebut.

1. Kecerdasan (ذكاء)

Kecerdasan ada yang berupa bawaan, yaitu memang sudah Allah tetapkan baginya sejak lahir. Dan ada pula kecerdasan yang mesti diusahakan oleh seseorang, yaitu dengan cara berdo’a memohon hal tersebut kepada Allah, sering bermuamalah dengan al Qur’an (membacanya/mentadaburinya/menghafalnya) karena salah satu keberkahan dari al Qur’an adalah meningkatkan kecerdasan seseorang.

2. Keinginan yang Kuat (حرص)

Ketamakan akan ‘ilmu agama, betul-betul menginginkan ilmu tersebut dan keinginan kuat tersebut akan memberikan tenaga yang sangat besar bagi seorang penunutut ilmu agar mendapatkan apa yang ia inginkan, dan dengan keinginan yang kuat juga ia membuat target misalnya setiap hari dia harus membaca buku selama 2 jam. Maka dengan keinginan kuat tersebut lahirlah syarat yang ketiga yaitu Kesungguhan.

3. Kesungguhan (اجتهاد)

Ada dua perkara yang membuat seorang hamba tidak akan pernah kenyang. Yaitu Ilmu dan Harta, seorang penuntut ilmu akan merasa semakin dia mendapatkan ilmu maka ia semakin merasa bahwa dirinya itu bodoh dan dengan sebab itu maka ia akan semakin bersungguh-sungguh untuk terus mencari ilmu.

4. Bekal (بلغة)

Yang dengannya kita membeli peralatan untuk menunjang kita dalam menuntut ilmu agama. Misalnya, pena dan buku untuk mencatat, mengeluarkan biaya untuk kendaraan ketika menghadiri majelis, dan hal-hal lainnya yang dikeluarkan untuk menunjang kita dalam menuntut ilmu agama. Sebagaimana para ulama-ulama terdahulu yang mengorbankan banyak hartanya untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.

5. Bimbingan seorang guru/senantiasa bersama ustadz (صحبة أستاذ)

Kalimat tersebut mengandung dua faedah yang sangat penting. Yang pertama adalah bahwa dalam menuntut ilmu agama mestilah ada seorang guru yang membimbingnya dan kita wajib menghadiri majelis yang disitu dikaji ilmu dari seorang guru yang lurus keilmuanya (sesuai al Qur’an dan Sunnah). Faedah yang kedua yaitu ketika kita telah memiliki seorang guru maka wajib bagi seorang penuntut ilmu untuk menjaga adab-adab terhadap gurunya.

6. Waktu yang lama (طول زمنان)

Sejatinya menuntut ilmu adalah sampai kita mati. Al Imam Abu Hanifah pernah ditanya oleh muridnya karena kebiasaannya yaitu membawa tempat tinta kemanapun ia pergi, sang murid bertanya “sampai kapan engkau membawa tempat tinta tersebut?” sang Imam menjawab “aku akan membawanya sampai ke Kubur”. Dari situ kita bisa mengambil pelajaran bahwasannya memang menuntut ilmu itu sampai kita mati, dan kita berharap bisa mati dalam keadaan beribadah kepada Allah karena menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah kepada Allah ﷻ dan dalam menuntut ilmu agama ini dibutuhkan kesabaran yang besar. Sebagaimana dalam surat al ashr ketika Allah ﷻ menjelaskan tentang orang-orang yang tidak merugi yaitu orang-orang yang beriman, beramal shalih, mengajak kepada yang baik dan mengajak pada kesabaran. Orang yang beriman pastilah ia berilmu, karena tidak mungkin ia beriman tanpa ilmu dan ilmu tidak mungkin didapat kecuali dengan belajar sebagaimana sabda rasul ﷺ :

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ

“sesungguhnya ilmu didapat dengan belajar” [HR. Ath Thabrani]

Kemudian ilmu yang didapat itu ia amalkan, dengan ilmu tersebut ia saling berwasiat kepada kebenaran, dan dengan ilmu tersebut ia saling berwasiat kepada kesabaran, karena untuk mengamalkan ilmu dan mendakwahkannya juga perlu kesabaran maka dari itu hendaklah kita saling berwasiat kepada kesabaran.

[Dimurojaah dari Materi Muqoddimah Audio ke-7 Halaqoh Belajar Islam Angkatan 2 bersama al Ustadz Abu Sumayyah Beni Sarbeni, Lc hafizhohullah.]

Rabu, 01 Rabiul Akhir 1439 H / 20 Desember 2017

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Selasa, 02 Januari 2018

Cara Mendidik Anak Secara Islam

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹

Sejenak Pagi:

*Mendik Anak Cara Islam Bg-1*

Anak-anak mudah dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Zaman sekarang, sangat sulit untuk mendidik anak kita di lingkungan yang ideal, mengingat pengaruh dari media, teman-teman dan bahkan keluarga dekat yang kurang kondusif. Hal ini membuat para orangtua muslim harus komitmen dalam mendidik anak agar sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan adanya televisi, radio, internet dan media yang sebagian besar menggembar-gemborkan nilai-nilai yang tidak Islami, sudah menjadi tanggungjawab orang tua agar anak-anak dapat diatur dengan contoh yang benar.
Tidak mungkin melindungi anak-anak kita dari segala pengaruh negatif yang dapat membentuk pikiran mereka dan perilaku mereka.

Namun dengan mengawalinya dengan contoh dari diri kita sendiri dan menunjukkan kepada mereka pilihan yang lebih baik, kita dapat mengatur mereka ke jalan yang benar, yaitu dengan mematuhi perintah Alloh Subḥānahu wa ta'alā dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam.

Ada beberapa tips yang dapat dipraktekkan untuk membantu anak-anak kita tumbuh dengan dibekali nilai-nilai Islam.

1. Mulailah mengajarkan mereka betapa pentingnya beribadah kepada Alloh.
Hal terbaik yang bisa dilakukan oleh setiap orangtua muslim adalah mengajari anak-anak mereka untuk bisa memahami bahwa Alloh SWT adalah satu dan tidak ada yang patut disembah kecuali Dia. Ini adalah pesan mendasar dari Rasululloh SAW dan itu adalah kunci untuk ke syurga.

2. Perlakukan mereka dengan baik.
Kebaikan melahirkan kebaikan. Jika kita baik kepada anak-anak kita, maka pada gilirannya mereka akan menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Nabi Muhammad SAW adalah contoh terbaik dalam bersikap kepada anak-anak.

3. Ajarkan mereka contoh pahlawan Muslim.
Daripada mengenalkan kepada mereka Batman atau Superman, lebih baik ceritakan kepada mereka tentang pahlawan nyata seperti Ali bin Abi Thalib RA dan pahlawan Muslim lainnya. Beritahu mereka bagaimana para pemimpin Muslim membawa perubahan yang damai secara nyata di dunia dan memenangkan hati umat Islam serta penduduk non-Muslim.

4. Biarkan anak anda duduk di sekitar orang dewasa.
Adalah lebih baik bagi anak-anak berada di antara orang dewasa, terutama ketika mendengarkan ceramah. Nabi Muhammad SAW sering menempatkan anak-anak di depan ketika berbicara kepada ummat muslim.

5. Buat mereka merasa penting.
Konsultasikan mereka dalam urusan keluarga. Biarkan mereka merasa mereka adalah anggota keluarga yang penting dan memiliki peranan penting untuk pertumbuhan dan kesejahteraan keluarga.

6. Jalan-jalan sekeluarga.
Lakukan perjalanan bersama keluarga dan hindari membiasakan memberi izin anak-anak kita untuk selalu pergi hanya dengan teman-teman mereka. Buatlah anak-anak anda berada betah di sekitar keluarga. Ingatlah bahwa anak-anak anda akan menjadi besar seiring dengan waktu sehingga tidak baik membuatnya tidak nyaman sehingga lebih menyukai keluar rumah.

7. Pujilah mereka.
Pujian adalah jurus yang ampuh untuk menyenangkan anak-anak, terutama di depan orang lain. Anak-anak merasa bangga ketika pujian orangtua mereka dapatkan sehingga mereka akan tertarik untuk melakukan perbuatan baik lainnya. Namun, pujian tersebut harusnya tidak berlebihan sehingga tidak berbuah kesombongan dan perilaku buruk.

Semoga anak2 kita menjadi anak2 yg sholeh/sholehah.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.

😊❤👍